• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Media Partner
  • Tentang
  • Login
No Result
View All Result
Suara Harian Rakyat
Advertisement
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Finance
  • Kabar Daerah
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
    • Sports
  • Lifestyle
    • Food Story
    • Fashion
    • Travel
    • Health
  • Tekno
  • Tokoh
  • Opini Rakyat
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Finance
  • Kabar Daerah
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
    • Sports
  • Lifestyle
    • Food Story
    • Fashion
    • Travel
    • Health
  • Tekno
  • Tokoh
  • Opini Rakyat
No Result
View All Result
Suara Harian Rakyat
No Result
View All Result
Home News

Pionir Teknologi Budidaya Karang Hias

I NYOMAN SEPADNYANA PUTRA - CV BALI AQUARIUM

by admin
3 tahun ago
in News, Tekno
Pionir Teknologi Budidaya Karang Hias
Share on FacebookShare on Twitter

Karang hias hasil budidaya merupakan salah satu dari kekayaan hasil laut Indonesia yang ternyata diminati di berbagai penjuru dunia. Sempat menjadi komoditas ekspor yang melejit lalu mengalami pasang surut karena dianggap sebagai aktivitas merusak kelestarian alam. Kini sektor usaha ekspor koral hias hasil budidaya kembali bergeliat karena sudah ada teknologi restorasi dan transplantasi terumbu karang. Siapa sangka sosok di balik teknologi budidaya koarang hias yang telah ikut serta berkontribusi terhadap eksistensi ekosistem bahari Indonesia berasal dari Bali. Dialah Ir. I Nengah Manu Mudita, MM, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bali.


Ir. I Nengah Manu Mudita, MM, yang telah lama berkecimpung di industri karang hias budidiaya dan ikan hias mencari solusi untuk jangka panjang. Hingga ditemukan ide untuk mengembangkan koral hias dengan sistem budidaya (transplantasi). Ia pun menggandeng tenaga SDM yang dilatih secara khusus untuk membantu membudidayakan koral sesuai standar. Hingga berhasil menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang berhasil mengekspor hasil budidaya ke luar negeri.



Tekonologi yang terbilang baru tersebut menarik perhatian stakeholder di negara-negara Uni Eropa dan bahkan pihak sana mengirim perwakilannya ke Bali untuk melakukan studi banding tentang karang hias hasil budidaya. Setelah diakui, barulah sejak saat tersebut pasar Uni Eropa perdagangan karang hias hasil budidaya mulai meningkat. Selain itu teknologi yang diterapkan di CV Bali Aquarium milik Nengah Manu Mudita sudah banyak yang mengikuti dan berinovasi.


Hak Cipta Penangkaran Karang Laut tersebut diraihnya pada tahun 2005 setelah melalui perjuangan dan jalan yang panjang. Dirinya tak pernah mempermasalahkan jika teknik transplantasi di adopsi oleh pihak lain sepanjang untuk tujuan inovasi dan kebaikan konservasi karang laut. Hal ini dilakukan atas dasar keterpanggilan untuk mengambil langkah konkret agar terumbu karang di perairan Bali bisa lestari. Serta agar keragaman hayati tetap terjaga dengan baik.

Selain ke Eropa, koral hias hasil budidaya yang dibudidayakan oleh CV Bali Aquarium juga diminati pasar Amerika dan Asia. Selain itu negara-negara tetangga juga memburu koleksi koral hias yang dikembangkan di perairan Bali tersebut. Selain menguntungkan secara ekonomi dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat dan Nelayan, bisnis tersebut juga bersifat berkelanjutan karena minim merusak lingkungan.


Kini Nengah Manu Mudita dibantu oleh sang putra, I Nyoman Sepadyana Putra yang mantap melanjutkan perjuangan sebagai nahkoda perusahaan. Tantangan yang dihadapi sebagai generasi pembaharu tentunya berbeda dengan yang dihadapi para perintis usaha sebab mempertahankan akan jauh lebih berat dari memulai. Berbagai langkah strategi pun diterapkan oleh Nyoman Sepadyana yang sejak dulu sudah diarahkan meneruskan jejak orangtua sebagai entrepreneur. Salah satunya dengan meningkatkan skill dari para SDM yang dimiliki serta membenahi sistem tata kelola usaha.


Pihaknya juga mengembangkan pemasaran melalui online karena menyadari peluang pasar di luar sana masih sangat luas. Memanfaatkan tekologi informasi terkini, Nyoman Sepadyana dapat memperkenalkan CV Bali Aquarium ke seluruh dunia dan menjangkau pasar yang belum pernah digarap sebelumnya.


Tags: CV Bali AquariumI Nyoman Sepadyana PutraIr. I Nengah Manu MuditaKarang hias

Related Posts

Potensi Koral Budidaya Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan Lokal Serta Ramah Lingkungan

Potensi Koral Budidaya Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan Lokal Serta Ramah Lingkungan

by admin
22 Februari 2023
0

Hampir setiap minggu, Agus Joko Supriyatno disibukkan dengan rutinitas yang sama yaitu menyiapkan koral hias hasil budidaya petani lokal untuk...

Next Post
Cara Menjadi Pemimpin yang Baik dan Bijaksana

Cara Menjadi Pemimpin yang Baik dan Bijaksana

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

  • Rahasia Bisnis Retail

    Rahasia Bisnis Retail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ubud Jadi Kota Terbaik Ke-4 di Dunia, Kalahkan Tokyo dan Seoul

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sukses Membangun Usaha di Kampung Halaman Berbekal Prinsip Kemandirian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asa Petani Jembrana Sukses Jawab Tantangan Bangun Industri Beras Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lockdown di Berbagai Negara, Mie Instan Buatan Indonesia Makin Laris

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Suara Harian Rakyat

Copyright © 2018 - Harian Media Siber Indonesia | All right reserved.

TELUSURI

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Media Partner
  • Tentang

IKUTI KAMI

No Result
View All Result
  • News
  • Politik
  • Hukum
  • Finance
  • Kabar Daerah
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
    • Sports
  • Lifestyle
    • Food Story
    • Fashion
    • Travel
    • Health
  • Tekno
  • Tokoh
  • Opini Rakyat

Copyright © 2018 - Harian Media Siber Indonesia | All right reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Lewat ke baris perkakas
  • Tentang WordPress
    • WordPress.org
    • Dokumentasi
    • Bantuan
    • Umpan balik
  • Masuk Log