Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bali Dwipa Kubutambahan yang berlokasi di Banjar Dinas Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, mampu tetap memberikan pelayanan terbaik selama masa pandemi walaupun tantangannya tidak ringan. Dengan menerapkan sejumlah strategi bertahan, manajemen koperasi ini tetap mampu menunjukan asas manfaat kepada anggotanya.
Badai pandemi yang melanda sejak tahun 2020, berimbas ke segala sektor kehidupan masyarakat, salah satunya di bidang perekonomian. Hal ini pun berdampak pada laju industri keuangan yang mengalami perlambatan. Menghadapi stagnansi ekonomi tersebut, KSP Bali Dwipa Kubutambahan selaku lembaga keuangan nonbank berupaya tetap menyediakan permodalan agar pergerakan ekonomi masyarakat khususnya di wilayah Kubutambahan dapat terjaga.
Kadek Anggreni, selaku Manajer KSP Bali Dwipa Kubutambahan mengatakan, bahwa kondisi ekonomi di masyarakat yang ada di sekitar tempat mereka beroperasi itu masih cukup kondusif. Hal ini disebabkan oleh karakteristik masyarakatnya termasuk kategori geografis pedesaan, didominasi oleh pelaku usaha mikro, baik di industri perdagangan dan pertanian.
“Artinya dari segi kegiatan usaha masih bisa berjalan walaupun tetap mengikuti aturan pembatasan sosial dari pemerintah saat itu,” ujar Anggreni.
Penyesuaian dalam bentuk kebijakan layanan kepada anggota yang dilakukan pada saat menghadapi situasi pandemi sebagai bentuk strategi bertahan, ternyata membuahkan hasil. Hal ini, didukung pula oleh pemulihan ekonomi yang terjadi secara bertahap.
“Bersyukur di tahun 2022 pencapaian lebih dari 100% bila di bandingkan dengan target yang ada. Pertumbuhan ekonomi ini membawa angin segar kepada kami para pengelola koperasi dalam memberikan manfaat kepada anggota,” ungkap Kadek Anggreni.
Lanjut Kadek Anggreni yang pernah berkarir di industri perbankan sebelumnya, mengatakan bahwa KSP Bali Dwipa Kubutambahan berdiri di tahun 2013 dengan modal Rp 135 Juta. Kemudian, baru dua tahun setelahnya Kadek Anggreni mengambil alih kepemimpinan manajemen di KSP Bali Dwipa Kubutambahan. Jumlah anggota saat itu hanya 20 orang. Setelah melalui lika-liku tantangan hampir satu dekade, kini terdapat penambahan anggota tetap sebanyak 37 orang dan anggota lainnya lebih dari 200 orang.
Kadek Anggreni menuturkan tertarik berkecimpung di Koperasi karena lembaga ini berbeda dari lembaga keuangan lainnya, yakni memiliki prinsip dari, oleh dan untuk anggota. Produk yang ditawarkan di KSP Bali Dwipa Kubutambahan antara lain layanan simpanan, pinjaman atau kredit, dan simpanan berjangka.
Kebanyakan yang mengakses layanan pinjaman modal usaha datang dari sektor Usaha Mikro dan Kecil. Adapun KSP Bali Dwipa Kubutambahan juga membiayai permodalan untuk putra-putri daerah yang ingin berkarir di kapal pesiar. Jika ingin mengakses layanan pinjaman, wajib bergabung sebagai anggota terlebih dahulu namun untuk simpanan wajib dan pokok yang ditetapkan tidak terlalu besar sehingga tidak dirasa memberatkan. Sedangkan untuk survei sebelum pemberian kredit dilakukan, Kadek Angreni turun tangan langsung ke masyarakat.
“ Kita memudahkan anggota dengan pelayanan semaksimal mungkin. Kami di sini bergerak dengan pendekatan individu guna menjaga asas kekeluargaan yang selama ini sudah terbentuk,” kata Kadek Anggreni.
Di tahun 2023, KSP Bali Dwipa Kubutambahan bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan yaitu merekrut tenaga kerja bukan penerima upah dengan setoran 3 juta iuran akan dibayarkan oleh koperasi. Ditambahkannya, pihak pengelola optimis akan terus bertumbuh di tahun 2023 nanti dengan berpijak pada kuartal tahun buku 2022. Pihaknya memiliki target untuk bisa meraih target yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.