Berbahagialah orang-orang yang sukses dari hobi dan bakatnya yang sudah ditemukan sejak muda. Endra Kurniawan contohnya, setelah menuntaskan kuliah program sarjana dan magister pada jurusan Penciptaan Seni di Institut Seni Indonesia (ISI), ia lebih leluasa fokus pada usaha yang dirintisnya “Endra Art Gallery” yang fokus pada perancangan patung beton. Pilihannya jatuh pada patung jenis ini, karena memiliki banyak kelebihan, yakni memiliki ketahanan yang kuat bila berada di alam terbuka; perawatannya sangat mudah, hanya pengaplikasian cat kembali, meski prosesnya pembuatannya lebih rumit dan panjang hingga memakan waktu dua minggu, dibandingkan patung berbahan dasar lain.
Patung beton tak memiliki masa tren tertentu, kehadiran seni rupa tiga dimensi ini sudah menjadi bagian dari identitas Bali, khususnya dalam perwujudan karya patung dewa dewi, sendratari yang biasanya dihadirkan di hunian pribadi maupun objek wisata. Tak hanya patung-patung yang kental akan silsilah budaya Bali, patung bergaya Eropa juga ramai peminat, biasanya pesanan datang dari akomodasi penginapan, yang disesuaikan dengan desain bangunan tersebut.
Saat masih merintis di tahun 2019 pemasaran “Endra Art Gallery” masih berbasis daring yang menyasar pasar lokal untuk dekorasi rumah saja. Seiring dikenal dan menghasilkan kualitas karya yang mengaggumkan, mulai merambah ke penginapan, vila, hotel hingga proyek pemerintah. Namun, tak secara langsung Endra Kurniawan terhubung dengan instansi pemerintah, biasanya ia lebih banyak berinteraksi dengan kontraktor terkait.
Dalam garis besar mengawali pembuatan patung, seniman asal Karangasem ini hanya mengerjakan saat ada orderan. Dimulai dari membuat beberapa sketsa, kemudian diajukan ke pemesan atau ada juga yang sketsa dibuat oleh si pemesan. Setelah salah satu sketsa diterima, dibuatkan kerangkanya dahulu, berbeda dengan patung dengan bahan paras, yang bisa langsung dipahat. Aplikasikan bahan[1]bahan yang digunakan hingga proses finishing membutuhkan waktu selama hingga beberapa minggu tergantung dari ukuran patung yang dipesan.
Seperti yang kita ketahui, pandemi COVID-19 telah berimbas hampir di semua sektor. Endra pun mengalaminya saat di awal pandemi sempat mengalami lesu selama 2020 syukurnya mulai ada pemesanan kembali, misalnya proyek tiga patung ikonik (Dewa Baruna, Dewi Kwan Im dan Kanjeng Ratu Selatan) milik pemerintah di Pantai Jerman, Kuta, “Triatna Amreta Bhuwana” yang berkolaborasi dengan seniman pematung es asal Pecatu, I Nyoman Sungada dan 75 orang pengayah. Patung tersebut pun sudah gagah berdiri pada 30 Desember 2022, setinggi 23 meter dari pasir pantai, setelah 3 bulan 20 hari pengerjaan. Bagi keduanya, proyek ini adalah proyek patung pertama terbesar mereka, namun sudah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah, tentu sebuah kebanggaan dan beban tanggung jawab yang luar biasa. Mengingat adaptasi cuaca yang tak menentu di tepi pantai, seperti angin kencang dan matahari terik, namun teknik demi teknik tegarap dengan baik, atas izin Semesta dan diharapkan menjadi icon barunya Pantai Jerman.